Menu1

Minggu, 23 Agustus 2009

Putri Apa Ya?

Pak Tobi, seorang pembuat kue, hidup sederhana dengan tiga anak perempuannya yang masih kecil. Ia memenangkan sayembara membuat kue di istana. Sebagai hadiah, Pak Tobi dan anak-anaknya diundang makan malam bersama keluarga Sang Raja dan menerima banyak hadiah. Anak-anak Pak Tobi sangat kagum melihat keindahan istana, terutama saat Sang Puteri yang bergaun sutera indah, menyambut mereka dengan penuh keanggunan. Sang Puteri nampak mempesona.
Sesampainya di rumah, anak-anak Pak Tobi berteriak ribut.
“Ayah, aku ingin menjadi Sang Puteri!”
“Aku juga!”
“Aku juga, Yah!”
“Baiklah, baiklah.” Pak Tobi berusaha menenangkan anak-anaknya. “Kalian semua bisa menjadi Puteri, asalkan kalian bisa menunjukkan pada Ayah, keistimewaan apa yang kalian punya.”
Beberapa hari kemudian, Pak Tobi menyiapkan acara keluarga yang istimewa. Malam itu adalah malam Penobatan Puteri. Masing-masing anak Pak Tobi pun memakai gaun terindah mereka dan memakai mahkota yang mereka buat sendiri dari kertas mengkilap dihiasi pernik-pernik.

“Ayah, dari awal aku langsung tahu bahwa keistimewaanku adalah memasak. Hidangan malam ini, aku yang membuat.” kata anak sulung. Maka Pak Tobi menobatkannya sebagai Puteri Hidangan Lezat.
Kemudian, anak kedua maju ke depan. “Setelah aku pikirkan matang-matang selama beberapa hari, aku merasa keistimewaanku adalah pintar membersihkan dan menata rumah. Lihat, hari ini rumah kita terlihat semakin bersih dan cantik, kan?” Maka, Pak Tobi menobatkannya sebagai Puteri Perawat Rumah.
Giliran anak terakhir yang melangkah ragu-ragu ke depan. Ia membawa seikat bunga berwarna-warni.
“Nggg…Ayah…aku tidak pintar memasak dan membersihkan rumah seperti kakak-kakakku. Aku tidak tahu apa keistimewaanku. Tapi…aku membawa bunga-bunga ini untuk Ayah. Jadi, aku ini Puteri apa ya?”
Pak Tobi dan anak-anak lain tertawa melihat tingkah lakunya yang lucu dan polos.
Pak Tobi tersenyum sambil menerima bunga-bunga itu. “Karena kamu anak Ayah yang terakhir, maka Ayah menobatkanmu sebagai Puteri Bungsu!”
“Lalu apa keistimewaanku?”
“Kamu istimewa karena selalu membuat rumah ini ceria dengan kehadiranmu. Kalian semua adalah puteri-puteri Ayah yang paling istimewa!”
Pak Tobi memeluk semua anak-anaknya dengan bahagia. Rumah itu pun semakin ramai dengan keriangan Puteri-Puteri kecil tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo, Pembaca Dongeng Bunda!
Apa pendapat kalian tentang dongeng ini?