Menu1

Minggu, 23 Agustus 2009

DINGO, SI SINGA HEBAT

Siapa yang tidak kenal Dokter Dingo di hutan kecil ini? Ia adalah singa hebat. Ia pandai menyembuhkan hewan-hewan yang sakit, terampil meramu obat dari kebun tanaman obat yang ia tanam sendiri, menulis pesan-pesan kesehatan yang ia kirimkan sendiri ke setiap kotak pos di rumah para hewan hutan, dan masih banyak kehebatan Dingo lainnya.
Setiap hari, Dingo sibuk sekali. Melakukan ini dan itu. Tapi ia lebih suka melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan hewan lain.
“Butuh bantuan untuk mengirim pesan kesehatan, Dingo?” tanya Bangau, Si Tukang Pos.
“Oh, tidak. Terima kasih!” begitu jawab Dingo setiap ada hewan yang menawarkan bantuan.
Suatu hari, angin bertiup amat kencang, sehingga merusak rumah Dingo. Padahal, Dingo biasa mengobati hewan-hewan yang sakit di rumahnya. Butuh waktu lama untuk memperbaiki rumah. Dingo mencoba membangun tenda. Namun sebentar saja, tenda itu roboh tertiup angin kencang.
“Aku dan teman-temanku bisa memperbaiki rumahmu yang rusak, Dingo. Bagaimana kalau besok?” kata Berang-Berang, Si Tukang Kayu.
“Ah, cuma rusak sedikit, kok. Aku bisa memperbaikinya sendiri.” jawab Dingo.
Tapi, Dingo takkunjung punya waktu untuk memperbaiki rumahnya. Ia sibuk berkeliling hutan untuk menyembuhkan hewan-hewan yang sakit, karena ia tidak bisa memeriksa mereka di rumahnya yang sedang rusak.
“Aduh…capek juga berkeliling hutan begini.” keluh Dingo, ketika ia sedang mengeposkan pesan kesehatan di rumah Tapir.
Tiba-tiba ia merasa pusing, lalu Dingo pun jatuh pingsan.
Saat sadar, Dingo sudah berada di dalam rumah Tapir. Hewan-hewan lain mengelilinginya.
“Kau pasti kecapekan, Dingo. Istirahatlah di rumahku selama beberapa hari sampai sehat. Aku akan merawatmu.” kata Tapir.
Dingo mencoba bangun, tapi ia merasa lemas. “Aku pulang saja. Aku harus memperbaiki rumahku, merawat kebun tanaman obat, mengirim pesan kesehatan, menyembuhkan hewan-hewan yang sedang sakit….”
“Tenang saja. Kami semua akan membantu. Bukankah kami ini teman-temanmu?” tanya Bangau dan Berang-Berang serempak.
Dingo tak menyangka bahwa ia memiliki banyak teman yang baik hati. Ketika ia sudah pulih dan kembali pulang, ia melihat Bangau mengirimkan pesan-pesan kesehatan yang masih tersisa. Kebun tanaman obat tumbuh subur, karena dirawat baik oleh Tikus Tanah, si Petani. Rumahnya juga sudah diperbaiki oleh para Berang-Berang. Dan yang paling penting, hewan-hewan bisa berobat di sini lagi. Lalu, siapa yang menjadi dokter selama ia pergi?
Oh, rupanya ada Kalkun yang baru saja lulus dari sekolah dokter!
“Aku sangat mengagumimu, Dingo! Aku ingin menjadi dokter hebat sepertimu.” kata Kalkun.
“Ah, aku tidak sehebat itu. Tapi, aku beruntung mempunyai teman-teman yang hebat seperti kalian semua.” kata Dingo terharu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo, Pembaca Dongeng Bunda!
Apa pendapat kalian tentang dongeng ini?