Menu1

Minggu, 23 Agustus 2009

Ksatria Kelinci

Ibu Kelinci sedang membuat pai wortel yang manis dan lezat. Sebelum siap dimakan, pai itu harus didinginkan dulu supaya tidak lembek dan hancur.
“Kinci, tolong jaga pai wortelnya ya? Ibu mau pergi ke rumah tetangga sebentar.” pesan Ibu Kelinci pada Kinci, si kelinci kecil.
Ia sedang asyik membaca buku tentang para ksatria gagah sambil berbaring di atas rumput halaman.
“Siap, Bu!” sahut Kinci memandangi pai yang diletakkan di pinggir jendela dapur.
“Aku Ksatria Kelinci akan menjagamu, wahai Pai Wortel!” Kinci menepuk-nepuk dadanya.
Kinci tiba-tiba punya ide. Ia berlari masuk ke dalam rumah, mengambil sprei dari keranjang cucian, sepatu bot milik Ayah, panci masak dari rak piring, dan sapu lantai di belakang pintu.
“Hmm…apa aku sudah benar-benar mirip ksatria?” tanyanya dalam hati.
Kemudian ia berkeliling rumah. Kakek sedang duduk-duduk di kursi goyang sambil terkantuk-kantuk.
“Kek, apa aku sudah mirip ksatria?” tanya Kinci membentangkan jubah spreinya.
“Hm…hm…” jawab Kakek.
Tak puas dengan jawaban Kakek, Kinci mencari Ayah yang sedang menanam wortel di kebun. Ia pun menanyakan hal yang sama. “Mirip sekali! Hahaha…” kata Ayah tertawa melihat sepatu bot Kinci yang kebesaran.
“Kakak gagah sekali!” puji Cici, adik perempuannya.
Kinci menunjukkan rasa terima kasih dengan mengangkat helm tempur yang sebenarnya adalah panci masak.
Sekarang, ia merasa lebih siap menjaga pai wortel Ibu, karena ia sudah mirip seorang ksatria. Ia berlari-lari menuju dapur, mengayun-ayunkan gagang sapu lantai, seakan-akan pedang yang siap menyerang musuh.
Sayang sekali, ternyata para musuh lebih dulu menyerang. Pai wortel dipatuki oleh sekumpulan burung! Dan ketika Kinci mengusir mereka, pai itu jatuh berantakan di tanah! Ibu melihat kejadiannya saat pulang.
“Ah, rupanya ksatria kelinci Ibu melalaikan tugas utamanya untuk menjaga pai wortel.” kata Ibu kecewa.
Kinci juga merasa kecewa terhadap dirinya sendiri. Seharusnya aku lebih memperhatikan pai wortel daripada penampilanku!
Tapi, Kinci bukanlah ksatria yang mudah menyerah.
“Besok, aku akan membantu Ibu memasak pai wortel lagi dan menjaganya dengan lebih sungguh-sungguh!” janji Kinci, Sang Ksatria Kelinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo, Pembaca Dongeng Bunda!
Apa pendapat kalian tentang dongeng ini?